Kalimat Lailaha illallah ialah suatu kalimat yang sudah tidak asing lagi ditelinga seorang muslim. Kalimat yang memilki kedudukan yang sangat tinggi dan besar dalam mencapai kebahagian bagi didunia maupun diakhirat. Kalimat yang indah jika seseorang dapat memahami kandungan yang terdapat didalamnya. Kalimat yang dapat menyelamatkan seseorang dari neraka dan dapat menjamin seseorang masuk kedalam surga bagi siapa yang megucapkannya dengan keyakinan yang benar.
1. Kedudukan tauhid uluhiyah dan hubungannya kalimat Lailaha illallah dan penjelasan kalimat tersebut.
Tauhid uluhiyah (tauhid yang menetapkan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah) memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia karena beberapa sebab, diantaranya:
a. Sesungguhnya dakwah yang mengajak kepada keesaan Allah dalam beribadah ialah inti dari dakwahnya semua rasul, tauhid uluhiyah ialah suatu risalah/misi yang Allah utus dengannya kepada semua rasul dari rasul yang pertama yaitu Nuh alaihisalam sampai rasul yang terakhir yaitu Muhammmad shallahu alaihi sallam. Mereka (rasul-rasul) memulai dakwahnya dengan tauhid uluhiyah ini sebelum mendakwahkan yang lainnya, walaupun syariat yang mereka berbeda pada sebagian ibadah, halal dan haram akan tetapi inti dari misi yang mereka bawa tetap sama yaitu mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya dan memperingati umatnya dari mempersekutukan Allah dalam segala peribadahan. Allah telah mengkhabarkan dalam kitab-Nya yang agung yaitu al-Quran tentang kesatuan misi dakwah para rasul, sebagaimana dalam firmannya:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Artinya:”Dan tidaklah kami mengutus sebelum kamu (Muhammad) dari para rasul, kecuali kami wahyukan kepadanya (sesungguhnya tidak tuhan yang berhak disembah kecuali Aku, maka sembahlah Aku”(Q.S. Al-Anbiya:25).
Dalam firmannya yang lain:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Artinya:”Dan sungguh kami telah mengutus para rasul pada setiap umat (agar menyeru) sembahlah Allah dan jauhilah oleh kalian thaghut ” (Q.S. An-Nahl:36).
b. Sesungguhnya dakwah kepada pengesaan Allah dalam beribadah kepada-Nya ialah dakwah yang dengannya dapat menyeru kepada genderang perang antara wali-wali Allah dengan wali-wali syaithan. Allah telah memberikan tugas kepada Rasulullah shallahu alahi wasallam begitu pula umatnya yang datang setelah beliau dengan memerangi orang-orang yang menolak dan yang enggan atau berpaling dari tauhid yang mulia ini. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Artinya:”Wahai Nabi perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah terhadap mereka. Dan tempat mereka ialah Jahannam dan itu seburuk-buruk tempat kembali” (Q.S. At-Tahrim:9).
Begitu pula sabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ.
Artinya:” Aku diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangai manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad ialah utusan Allah, mendirikan shalat, menuanikan zakat, Apabila mereka mengerjakan hal tersebut, terpeliharalah dariku harta dan darahnya kecuali dengan hak islam, sedangakan perhitungannya terserah kepada Allah. (Q.S. Al-Bukhari dan Muslim).
c. Sesungguhnya pada tauhid uluhiyah mencakup didalamnya makna Lailaha illallah. Adapaun makna dari kalimat Lailaha illallah ialah tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Illah ialah bermakna yang disembah, diibadahi, ditaati, yang hendaknya seseorang merendahkan diri dihadapannya, mencitai dan menggantung hatinya hanya kepada-Nya baik dalam keadaan optimis dan pesimis. Persaksian ini pula mesti realisasikan dengan kayakinan, perkataan dan perbuatan dengan megesakan Allah dalam rangka beribadah kepada-Nya. Adapun jika kalimat Lailaha illallah di artikan tidak ada tuhan selain Allah, maka bermakna seluruh yang diibadahi baik yang benar maupun yang bathil layak untuk diibadahi, seperti menyembah dan beribadah kepada matahari, bulan, bintang, pepohonan, bebatuan, malaikat, para nabi, wali-wali dan yang lain-lainnya. Jelas pengertian semacam ini sangat keliru dan ganjil serta merupakan kesalahan yang sangat fatal.
2. Keutamaan kalimat Lailaha illallah
Kalimat Lailaha illallah merupakan jalan menuju kepada kebahagian baik di dunia maupun di akhirat, barangsiapa yang berpegang teguh dengannya maka ia telah meyelamatkan dirinya dari api neraka dan sebaliknya barang siapa yang tidak berpegang teguh dengannya maka ia telah menjerumuskan dirinya kepada kebinasaan yang dapat mengakibatkan kekalnya ia didalam neraka. Kalimat ini pula yang dapat meyebabkan baratnya timbangan amal seseorang dan sebaliknya timbangan amal seseorang dapat menjadi ringan tanpa adanya kalimat yang mulia ini. Diantara keutamaan kalimat Lailaha illallah:
a. Kalimat Lailaha ilallah ialah sebesar-besarnya nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya dan dengannya pula Allah memberikan hidayah kepada para hamba-Nya untuk berada diatas kalimat yang mulia ini yaitu berada diatas agama islam. Oleh karena itu kalimat yang Lailaha illallah ini disebutkan terlebih dahulu dalam surat An-Nahl atau surat yang penuh dengan kenikmatan sebelum menyebutkan nikmat-nikmat yang lainnya. Allah berfirman:
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ
Artinya:” Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku."” (Q.S. An-Nahl:2).
b. Kalimat Lailaha illallah ialah ‘Urwatul Wutsqa (tali/pengangan yang kuat). Allah berfirman:
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا
Artinya:”Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.”(Q.S. Al-Baqarah:256).
c. Kalimat Lailaha illallah ialah ikatan janji yang Allah firmankan dalam kitab-Nya. Allah berfirman:
لَا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا
Artinya:”Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah” (Q.S. Maryam:87).
Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata: tentang ayat ini ialah syahadat/persaksian bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan berlepas diri dari segala daya upaya dan kekuatan kecuali hanya kepada-Nya dan tidak berharap kecuali kepada-Nya.
d. Kalimat Lailaha illallah ialah salah satu sebab yang dapat menyelamatkan seseorang dari api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam:
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ النَّارَ
Artinya:”Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan-Nya, maka Allah mengharamkan baginya neraka. (H.R. Muslim).
Dalam hadits Qudsi, Allah berfirman:
أَخْرِجُوا مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنَ الإِيمَانِ
Artinya:”Keluarkanlah dari neraka siapa saja yang mengucapkan Laillaha illallah dan didalam hatinya terdapat keimanan walau hanya seberat dzarrah (biji sawi).(Q.S. Al-Hakim).
e. Kalimat Lailaha illallah ialah sebab yang dapat memasukkan seseorang kepada surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّى رَسُولُ اللَّهِ لاَ يَلْقَى اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya:”Saya bersaksi Bahwa tidak sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan saya adalah utusan Allah. Tidaklah seseorang hamba ketika menjumpai Allah dengan mengucapkan dua kalimat tersebut tanpa ada keraguan kecuali ia akan masuk surga. (H.R. Muslim).
f. Kalimat Lailaha illallah ialah salah satu cabang tertinggi dalam keimanan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam:
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
Artinya:”Iman memiliki tujuh puluh atau enam puluh( tiga sampai sembilan) cabang, yang paling utama ialah perkataan Lailaha illallah dan yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan, sifat malu merupakan cabang dari keimanan.(H.R. Bukhari dan Muslim).
Barangsiapa yang megucapkan Laillaha illahllah, megetahui kandungannya, menyakininya, mengamalkan konsekuensi kalimat tersebut sesuai dengan apa yang ia ketahui baik dalam ucapan, perbuatan (melafazdhkan dengan lisan, mengamalkannya dengan hati, lisan dan anggota badan) dan ia meninggal diatas kalimat tersebut maka ia insya Allah akan masuk ke dalam surga.
Dan masih banyak keutamaan-keutamaan kalimat Lailaha illallah yang lainnya.
3. Syarat-syarat kalimat Lailaha illallah
Kalimat Lailaha illallah memilki syarat-syarat yang mesti terpenuhi oleh seseorang yang mengucapkannya.
a. Ilmu (berilmu), yang menafikkan jahil (kebodohan).
Hendaknya seseorang yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah memilki ilmu atau mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan menetapkan bahwa Allah ialah satu-satunya yang berhak disembah. Allah berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya:”Ketahuilah (wahai Muhammad) bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) kecuali Allah”. (Q.S. Muhammad:19).
Dalam firman-Nya yang lain:
إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya:”Kecuali barangsiapa yang bersaksi dengan haq (kebenaran) dan mereka mengetahui”.(Q.S. Az-Zukhruf:86).
b. Yaqin (menyakini), yang menafikkan syakk (keragu-raguan).
Hendaknya seseorang yang megucapkan kalimat Lailaha illallah harus benar-benar yakin dan tidak ada sedikit pun keraguan dalam dirinya terhadap kalimat ini. Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Artinya:” Sesungguhnya orang-orang mukmin ialah mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak merasa ragu dan berjihad (di jalan Allah) dengan harta dan jiwa mereka. Mereka ialah orang-orang yang jujur”.(Q.S. Al-Hujurat:15).
c. Qabul (menerima), yang menafikkan radd (menolak).
Hendaknya seseorang yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah menerima segala konsekuensi dari kalimat ini baik dengan hati maupun lisan/ucapannya tanpa menolak sedikit pun. Berbeda dengan orang-orang musyrikin, mereka tidak menafikkan tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah dan mereka tidak menetapakan bahwa Allah ialah Dzat yang satu-satunya yang berhak disembah. Bahkan mereka mengingkari hal tersebut serta diiringi kesombongan dalam diri mereka. Allah berfirman, ketika mengisahkan mereka:
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
Artinya:”Seseungguhnya jika dikatakan kepada mereka tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata:Apakah kami akan meninggalkan sesembaham-sesembahan kami disebabkan karena seorang penyair gila”(Q.S. Ash-Shaffaat:35-36).
d. Inqiyath (mematuhi), yang menafikkan tark (meninggalkan).
Hendaknya seseorang yang mengucapkan kaliamt Lailaha illallah mematuhi segala konsekuensi dari kalimat tersebut dan tidak membangkang, meninggalkan atau membelot. Allah berfirman:
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
Artinya:”Dan kembalilah kepada Rabbmu dan berserah dirilah (patuh) kepada-Nya”(Q.S. Az-Zumar:54).
e. Sidq (jujur), yang menafikkan kadzhib (dusta).
Hendaknya seseorang yang mengucapkan kalimat Lailaha illalah jujur baik dalam hatinya mapupun perkataannya dan tidak mendustakan kalimat tersebut. Allah berfirman:
الم أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Artinya:”Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwasanya mereka dibiarakan dengan begitu saja setelah mengucapkan “kami beriman” dan mereka tidak diuji. Dan sungguh kami telah menguji orrang-orang sebelum mereka, agar Allah mengetahui siapa diantara mereka yang jujur dan dan yang dusta”(Q.S. Al-Kanbuut:1-3).
f. Ikhlas (ikhlas) yaitu memurnikan amal shaleh dari segala bentuk kesyikirikan, yang menafikkan syirik (mempersekutukan).
Hendaknya orang yang megucapkan kalimat Lailaha illallah memurnikan ibadah mereka dari segala bentuk kesyikrikan. Allah berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
Artinya:”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”(Q.S. Al-Bayyinah:5).
g. Mahabbah (mencintai), yang menafikkan bughd (membenci).
Hendaknya orang yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah mencintai kalimat tersebut. Allah berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
Artinya:”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah”(Q.S. Al-Baqarah:165).
4. Tanda-tanda cinta seorang hamba kepada Allah
Kecintaan seorang hamba kepada Allah memiliki beberapa tanda, bahkan bisa dikatakan sebagai syarat dalam mencintai Allah. Diantaranya:
a. Mendahulukan cintanya kepada Allah.
Sebagaiman sabda rasulullah shallahu alaihi wasallam:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ
Artinya:”Ada tiga perkara barangsiapa yang ada dalam (dirinya) akan mendapatkan manisnya keimanan, barangsiapa yang lebih mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada dirinya, barangsiapa yang mencintai seseorang dan tidak mencintainya kecuali karena Allah, barangsiapa yang benci untuk kembali kepada kekufuran setelah dirinya telah diselamatkan oleh Allah sebagiamana ia membenci jika dirinya di lempar ke dalam api neraka”(H.R. Al-Bukahri).
b. Ittiba’ (Mengikuti) Rasulullah shallahu alaihi wasallam.
Sebagaimana firman Allah:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:”Katakanlah (Wahai Muhammad) jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mecintainya dan mengampuni dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”(Q.S. Ali-Imran:31).
c. Mencintai orang-orang yang membela (agama) Allah dan rasul-Nya dan memerangi orang-orang yang memerangi agama Allah dan rasul-Nya. Sebagaimana Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu”(Q.S. Al-Mumtahanah:1).
Wallahu a’alam bis shawab.
Jum’at, 01 Dzulhijah 1432 H Unaizah Qasim KSA
Penyusun: Hari Febriansyah bin Sulasman bin Supardi Al-Bekasy
0 komentar:
Posting Komentar