Kisah ini terjadi pada hari Ahad, 5 Jumada Tsaniyah 1432 H atau bertepatan 09 Mei 2011 di Masjid 'Ali bin Abi Thalib Unaizah (tempat Syaikh kami DR. 'Abdurrahman ibn Shaleh Ad-Dahsyi hafidzohullah menyampaikan dars-nya/pelajaran kitab 'umadatul Ahkam).
Ketika beliau menyampaikan pelajaran hadits hari Sabtu, 4 Jumada Tsaniyah 1432 H atau bertepatan 08 Mei 2011 dari kitab 'Umdatul ahkam bab “Shadaqatul Fitri/zakat fitri” nomor hadits 176.
Artinya: Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiallahuanhu, ia berkata: kami mengeluarkan zakat fitri (pada zaman Rasulullah) satu Sha' tho'am atau satu sha' sya'ir atau satu sha' tamr (kurma kering) atau satu sha' aqith (keju kering) atau satu sha' anggur. (H.R. Bukhari Muslim).
Beliau menjelaskan makna “aqith (keju kering), lantas para murid-murid beliau kurang memahami bagaimana bentuk dan rupa “aqith” tersebut. Lantas beliau berkata: insya Allah saya akan bawa “aqith” tersebut dan jangan lupa ingatkan saya jika saya lupa. Keesokan harinya, pada pelajaran yang sama, beliau menepati janjinya dengan membawa “aqith” tersebut. Dan kami diperlihatkan bentuk aqith tersebut, rupanya ada salah seorang teman kami yang berkata: Ya Syaikh kami tidak mengetahui bagaimana rasanya. Lantas beliau samabil tersenyum seraya berkata: Ya, baiklah akan saya makan, agar bisa meraskannya. Beliau pun memakannya dengan tangan kanannya. Kemudian beliau memanggil salah seorang diantara kami. Untuk membagikan aqith tersebut kepada murid-murid beliau yang ada di majlis. Dan kami mendapatkan kesempatan untuk memakan aqith tersebut.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah tersebut:
Hendaknya seseorang ketika ingin berjanji ia mengucapkan insya Allah.
Salah satu kejujuran seorang muslim dapat terlihat dari akhlaknya yaitu menepati janji ketika ia berjanji.
Hendaknya ketika kita memberikan penjelasan kepada orang lain harus benar-benar jelas dan orang yang kita beri penjelasan pun jadi mengerti. Hal ini terlihat terlihat dari kesungguhan beliau ketika menjelaskan sesuatu kepada murid-murid, sampai-sampai beliau membawakan aqith, agar semua murid mengetahui bentuk dan rasa aqith .tersebut.
Hendaknya seorang muslim ketika makan menggunakan tangan kanan.
Memberikan senyum kepada orang lain.
Hendaknya seorang muslim memberikan hadiah kepada saudaranya yang lain, dengan tujuan membahagiakan orang yang di berikan hadiah.
Hari Sabtu, 4 Jumada Tsaniyah 1432 H Unaizah-KSA
Hari Febriansyah bin Sulasman bin Supardi
Semoga kisah yang singkat ini dapat bermakna bagi penulis dan pembaca.
Ketika beliau menyampaikan pelajaran hadits hari Sabtu, 4 Jumada Tsaniyah 1432 H atau bertepatan 08 Mei 2011 dari kitab 'Umdatul ahkam bab “Shadaqatul Fitri/zakat fitri” nomor hadits 176.
Artinya: Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiallahuanhu, ia berkata: kami mengeluarkan zakat fitri (pada zaman Rasulullah) satu Sha' tho'am atau satu sha' sya'ir atau satu sha' tamr (kurma kering) atau satu sha' aqith (keju kering) atau satu sha' anggur. (H.R. Bukhari Muslim).
Beliau menjelaskan makna “aqith (keju kering), lantas para murid-murid beliau kurang memahami bagaimana bentuk dan rupa “aqith” tersebut. Lantas beliau berkata: insya Allah saya akan bawa “aqith” tersebut dan jangan lupa ingatkan saya jika saya lupa. Keesokan harinya, pada pelajaran yang sama, beliau menepati janjinya dengan membawa “aqith” tersebut. Dan kami diperlihatkan bentuk aqith tersebut, rupanya ada salah seorang teman kami yang berkata: Ya Syaikh kami tidak mengetahui bagaimana rasanya. Lantas beliau samabil tersenyum seraya berkata: Ya, baiklah akan saya makan, agar bisa meraskannya. Beliau pun memakannya dengan tangan kanannya. Kemudian beliau memanggil salah seorang diantara kami. Untuk membagikan aqith tersebut kepada murid-murid beliau yang ada di majlis. Dan kami mendapatkan kesempatan untuk memakan aqith tersebut.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah tersebut:
Hendaknya seseorang ketika ingin berjanji ia mengucapkan insya Allah.
Salah satu kejujuran seorang muslim dapat terlihat dari akhlaknya yaitu menepati janji ketika ia berjanji.
Hendaknya ketika kita memberikan penjelasan kepada orang lain harus benar-benar jelas dan orang yang kita beri penjelasan pun jadi mengerti. Hal ini terlihat terlihat dari kesungguhan beliau ketika menjelaskan sesuatu kepada murid-murid, sampai-sampai beliau membawakan aqith, agar semua murid mengetahui bentuk dan rasa aqith .tersebut.
Hendaknya seorang muslim ketika makan menggunakan tangan kanan.
Memberikan senyum kepada orang lain.
Hendaknya seorang muslim memberikan hadiah kepada saudaranya yang lain, dengan tujuan membahagiakan orang yang di berikan hadiah.
Hari Sabtu, 4 Jumada Tsaniyah 1432 H Unaizah-KSA
Hari Febriansyah bin Sulasman bin Supardi
Semoga kisah yang singkat ini dapat bermakna bagi penulis dan pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar