1. I’tikaf
“Dari Aisyah radhiallahu anha, ia berkata: Nabi shallahu alaihi wasallam beri’tikaf pada sepuluh malam terkahir dari bulan ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau kemudian para istri-istri beliau beri’tikaf setelah (beliau menginggal dunia)” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Yang dimaksud i’tikaf ialah seseorang berdiam dimasjid didasarkan ketaatan kepada Allah dalam rangka mendapatkan malam lailatul qadr. Hendaknya seseorang yang beri’tikaf menyibukkan dirinya dengan berbagai jenis ibadah, diantaranya: shalat, dzikir, doa, membaca al-Quran dan lain-lain. Dan yang hendaknya yang harus dihindari ialah banyak bicara dan bercerita dengan orang lain serta banyak tertawa.
I’tikaf yang disyariatkan ialah pada sepuluh hari terkahir dari bulan ramadhan, jika ada diantara kita yang kurang memiliki waktu maka waktu minimal atau sekurang-kurangnya ialah satu hari satu malam. Hendaknya bagi yang hendak beri’tikaf masuk kedalam masjid atau tempat i’tikafnya menjelang terbemannya matahari pada hari ke dua puluh atau malam ke dua puluh satu dari bulan ramadhan dan keluar darinya pada malam idul fitri.
2. Memperdalam ilmu agama
Hendaknya seorang mukmin berusaha memperdalam ilmu agamanya agar ibadah yang ia lakukan berdasarkan dalil-dalil yang shahih dan bukan hanya ikut-ikutan saja. Adapaun yang mesti ia perdalam pada bulan ramdahan ini ialah hal-hal yang berkenaan dengan puasa, syarat-syarat puasa, pembatal-pembatal puasa dan lain-lain.
Banyak cara yang dapat ditempuh dalam mendalami ilmu agama, diantaranya: dengan membaca buku, mendengar kajian melalui kaset/radio/cd/vcd, bertanya kepada orang yang berilmu serta mendatangi majelis ta’lim.
3. Taubat kepada Allah
Sesungguhnya tanda-tanda diterimanya amal shaleh ialah seseorang benar-benar kembali kepada Allah dengn bertaubat kepada-Nya dari segala dosa yang pernah ia lakukan. Oleh karena itu hendaknya dibulan ramdahan ini kita bersegera kembali kepada Allah dengan bertaubat kepada-Nya walaupun taubat tidak terkait dengan waktu tertentu dan hendaknya seorang hamba setiap saat selalu meminta ampunan kepada Allah. Wallahu a’lam.
Ya Allah jadikanlah kami orang –orang yang mendapatkan keberkahan dan keutamaan pada bulan ramdahan ini, Ya Allah karuniakalah kepada kami taufiq dalam beribadah kepada-Mu. Amien Ya Rabbal Alamien.
Disadur dari kitab Istighalal Ramadhan karya Syaikh DR. Ahmad bin Abdur Rahman Al-Qadhi hafidzahullah dengan sedikit penambahan dan pengurangan yang disesuaikan oleh penterjemah.
Unaizah, hari Jum’t 8 Ramadhan 1433 H
0 komentar:
Posting Komentar