Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa ta’la dan shalawat semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam.
Definisi ilmu secara etimologi atau bahasa ialah mengetahui sesuatu dengan pengetahuan yang pasti. Adapun secara terminologi atau secara istilah ialah lawan kata dari jahl (bodoh). Menurut sebagian ulama bahwa ilmu tidak membutuhkan pengertian. Adapun materi yang kami sajikan merupakan pembahasan ilmu syar’I, yang dimaksud ilmu syar’I ialah ilmu yang bersumber dari Allah (Al-Quran) dan Rasulullah (Hadits).
Menuntut ilmu syar’i memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam islam. Bahkan ilmu merupakan seutama-utamanya amal shaleh dan ibadah karena menuntut ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah. Ketahuilah menuntut ilmu agama merupakan kewajiban setiap muslim baik laki-laki maupun wanita, sebagaimana dalam hadits Rasulullah shallahu alaihi wasallam:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: “Menunut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim”[1].
Ketahuilah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”[2].
Imam Asy-Syaukani berkata: Bahwasanya Allah akan meninggikan derajat orang-orang beriman diatas orang-orang yang tidak beriman dan Allah akan meninggikan pula derajat orang-orang yang diberikan ilmu diatas orang –orang yang beriman. Barangsiapa yang dapat memadukan antara iman dan ilmu, maka Allah akan meninggikan derajat orang tersebut dengan keimanannya kemudian Allah akan meninggikan derajatnya pula dengan keilmuannya.[3]
Menuntut ilmu memiliki keutamaan yang cukup banyak, diantaranya[4]:
1. Ilmu merupakan warisan para nabi
Ketahuilah bahwa para nabi alaihimus shalawatu salam tidaklah mewariskan dirham, dinar atau harta benda yang lainnya akan tetapi mereka mewariskan suatu warisan yang lebih berharga dari itu semua yaitu ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah:
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya: ”Dan sesungguhnya ulama ialah pewaris nabi dan para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham akan tetapi mewairskan ilmu barangsiapa yang mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.[5]
2. Ilmu akan kekal sedangkan harta akan fana.
Perhatiakan salah satu sahabat mulia Abu Hurairah, beliau termasuk sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits nabi shallahu alaihi wasalam. Berapa banyak orang dari zaman dahulu hingga zaman kita sekarang ini yang memanfaatkan hadits-hadits yang diriwayatkan para sahabat rasulullah diantaranya: Abu Hurairah. Rasulullah bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “ Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah jariayah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang mendoakan kebaikan kepada orang tuanya.[6]
3. Ilmu tidak akan membuat seseorang lelah dalam menjaganya, karena jika Allah memberikan kepadanya karunia sebuah ilmu yang tempatnya didalam hati maka seseorang tidak membutuhkan bagasi, brankas, kunci, gembok dll. Bahkan ilmu yang akan menjaganya setiap waktu. Sebaliknya harta, pemiliknya sibuk menjaganya setiap waktu, memebutuhkan kunci, brankas, gembok dll. Ia pun tidak merasa tenang dalam kehidupannya.
4. Ilmu merupakan jalan menuju surga.
Rasulullah bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menunut ilmu, maka Allah meudahkan baginya dengan ilmu tersebut jalan menuju ke surga.[7]
5. Para malaikat akan mengepakkan sayapnya karena ridha terhadap penunut ilmu
Sebagaimana sabda rasulullah:
إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ
Artinya:” Sesungguhnya para malaikat akan mengepakkan sayapnya kepada penunut ilmu.[8]
6. Seluruh makhluk akan memintakan ampun kepada Allah untuk penunut ilmu.
Sebagaimana rasulullah bersabda:
إِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ
Artinya:” Sesungguhnya para makhluk yang ada di langit dan bumi niscaya akan memintakan ampun untuknya (penutut ilmu), sampai ikan yang ada didasar lautan (pun memintakan ampun baginya).[9]
7. Keutamaan ahli ilmu dibandingkan ahli ibadah bagaikan rembulan purnama pada malam hari dibandingkan bintang-bintang. Rasulullah bersabda:
إِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
Artinya:” Sesungguhnya keutamaan alim (ahli ilmu) dibandingkan abid (ahli ibadah) seperti rembulan purnama dibandingkan bintang-bintang.[10]
8. Allah subhanahu wa ta’ala akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”[11]
Semoga hal-hal diatas bisa sebagai pemacu semangat kita dalam menuntut ilmu dan semoga Allah memudahakan segala urusan kita baik dunia maupun akhirat. Wallahu a’alam. Wallahu waliyut taufiq.
Hari Febriansyah bin Sulasman
Sabtu, 23 Muharram 1433 H. Imarah Al-Kautsar Unaizah- Saudi Arabia.
[1] . Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah dll.
[2] . Q.S. Al-Mujadilah: 11
[3] . Lihat Fahul Qadir karya Imam Asy-Syaukani surat Al-Mujadilah:11
[4] . Disarikan dan diringkas dari kitabul Ilmi hal. 18-22. Karya Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin rahimahullah dengan beberapa tambahan dan pengurangan dari penulis.
[5] . H.R. Abu Dawud, Turmudzi dll.
[6] . H.R. Abu Dawud, Turmudzi, Thabrani dll
[7] . H.R. Muslim
[8] . H.R. Abu Dawud
[9] . Idem
[10] . Idem
[11] . Al-Mujadilah:11
0 komentar:
Posting Komentar